Oleh: Jinsono Purba SP. (Consultant POC Dyna Grow & HPT)

Produktivitas Padi Indonesia, yang rata-rata mencapai 5,2 ton gabah kering giling (GKG) per hektar, masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Vietnam, misalnya, mencatat produksi padi sebesar 5,9 ton per hektar. Padahal, beberapa varietas unggul di Indonesia memiliki potensi menghasilkan hingga 10-12 ton gabah kering panen (GKP) per hektar. Salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya produktivitas padi di Indonesia adalah pemupukan yang belum optimal.
Petani Padi Indonesia umumnya sangat bergantung pada pupuk bersubsidi dari pemerintah. Ketika pasokan pupuk bersubsidi mengalami kendala atau langka di pasaran, banyak petani yang terpaksa tidak memupuk tanamannya. Sebagian besar hanya mengandalkan pemupukan urea, tanpa menambahkan unsur hara penting seperti kalium (K), yang memiliki peran vital dalam meningkatkan produktivitas tanaman padi. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kalium (KCl) meskipun hanya setengah dosis, dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan.

Sebagai solusi untuk mengatasi ketergantungan pada pupuk bersubsidi dan meningkatkan produksi padi, penggunaan pupuk organik seperti Dyna Grow dapat menjadi langkah yang tepat. Pupuk ini tidak hanya menyediakan asupan nutrisi yang lengkap, tetapi juga membantu memperbaiki kesuburan tanah dalam jangka panjang. Aplikasi Dyna Grow secara teratur dapat memberikan hasil yang optimal, mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia, dan mendorong peningkatan produktivitas padi secara berkelanjutan
Dengan demikian, Dyna Grow memberikan harapan baru bagi petani padi di Indonesia untuk mencapai hasil panen yang lebih tinggi tanpa harus bergantung pada pupuk subsidi pemerintah yang pasokannya kerap kali terbatas.(JP)
