PENTINGNYA MANAJEMEN AIR DAN PEMUPUKAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN PADI

Oleh : Jinsono Purba SP (Consultant POC Dyna Grow & HPT)

Pengaturan ketinggian air di petakan sawah sangatlah krusial untuk memastikan akar tanaman mampu menyerap nutrisi dengan optimal.

Pada Fase Vegetatif, kebutuhan Nitrogen (N) lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan daun dan batang.

Sedangkan pada Fase Generatif dan pematangan, kebutuhan akan Kalium (K) meningkat karena berperan dalam pembentukan dan pengisian bulir padi. Penambahan pupuk tunggal seperti KCl pada fase ini sangat dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalium

Para petani padi diingatkan untuk memenuhi kebutuhan hara makro Kalium (K) tanaman mereka dengan dosis pupuk KCl yang tepat, yakni 120 hingga 240 kg per hektar setiap musim tanam. Pupuk KCl, yang memiliki kandungan kalium 50-53 persen, sebaiknya diaplikasikan tiga kali, yakni 30 persen pada pemupukan pertama, 40 persen pada pemupukan kedua, dan 30 persen pada pemupukan ketiga.

Jika menggunakan dosis maksimal 240 kg per hektar, jumlah yang direkomendasikan adalah 72 kg pada pemupukan pertama, 96 kg pada pemupukan kedua, dan 72 kg pada pemupukan ketiga. Kekurangan kalium bisa berdampak serius pada hasil panen, dengan gejala defisiensi terlihat pada daun padi yang menguning dan mengering. 

Selain itu, penyemprotan organik seperti Dyna Grow yang mengandung unsur hara makro, mikro, dan zat pengatur tumbuh (ZPT) bisa menjadi solusi untuk memastikan tanaman padi mendapatkan nutrisi lengkap di semua tahap perkembangan.

Dengan demikian, penggunaan Dyna Grow tidak hanya mendukung pertumbuhan yang optimal, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen petani. Kombinasi pemupukan yang tepat dan penggunaan pupuk organik cair akan memberikan dampak positif bagi produktivitas tanaman padi.(JP)